By: St.
Sekitar limabelas tahun mendatang atau pada tahun 2024 saya akan telah memiliki seorang istri yang shaleh. Dia adalah istri yang cantik setinggi bahu saya. Pendidikan dan pekerjaannya tidak lebih tinggi dengan saya. Dia berkelahiran di pulau yang sama dengan saya. Dia seorang istri sang sagat sayang dan perhatian pada suami. Tiap saya pulang kerja senyuman manis yang disusul dengan dekapan hangat selalu menyabutnya. Dia adalah wanita yang terbuka pada suaminya. Setiap ada masalah dia selalui bercerita.
Pada saat itu kami telah dikaruniai tiga orang anak, yang sulung perempuan dan yang bungsu laki-laki. Walaupun anak kedua dia sudah bisa menjadi kebanggaan bagi kakaknya karena dia sudah bisa menjadi pelindung bagi kakaknya. Mereka telah sekolah di SMA dam SMP. Tiap akan berangkat sekolah mereka tidak pernah lupa untuk minta doa restu kami smbil mencium tangan kami. Mereka tidak pernah menuntuan uang saku pada kami. Tetapi kami selalu memberinya. Terkadang mereka pergi ke sekolah bersama, karena sekolah mereka satu arah. Mereka merupakan saudara yang saling menyayangi satu sama lain. Itu membuat kami sangat bahagia telah dikaruniai anak-anak yang shaleh dan akur.
Kami sekeluarga tinggal dalam sebuah keluarga yang sejahtera di sebuah rumah kecil sedarhana menghadap ke selatan dua lantai di tepi kota kecil tercinta kami. Walaupun rumah kami bukanlah rumah yang mewah, tetapi di situ kami bisa medapatkan berbagai macam kebahagiaan.
Kami tinggal di lingkungan yang kondusif. Para tetangga kami berikap baik pada kami. Bila kebetulan kami mendapatkan sekikit rizki yang berlebih kami sering berbagi. Tetutama pada tetangga kami di sebelah timur kami, yang kebetulan yang putri meruapan teman baik istri saya di SMA.
Sekitar limabelas tahun mendatang atau pada tahun 2024 saya akan telah memiliki seorang istri yang shaleh. Dia adalah istri yang cantik setinggi bahu saya. Pendidikan dan pekerjaannya tidak lebih tinggi dengan saya. Dia berkelahiran di pulau yang sama dengan saya. Dia seorang istri sang sagat sayang dan perhatian pada suami. Tiap saya pulang kerja senyuman manis yang disusul dengan dekapan hangat selalu menyabutnya. Dia adalah wanita yang terbuka pada suaminya. Setiap ada masalah dia selalui bercerita.
Pada saat itu kami telah dikaruniai tiga orang anak, yang sulung perempuan dan yang bungsu laki-laki. Walaupun anak kedua dia sudah bisa menjadi kebanggaan bagi kakaknya karena dia sudah bisa menjadi pelindung bagi kakaknya. Mereka telah sekolah di SMA dam SMP. Tiap akan berangkat sekolah mereka tidak pernah lupa untuk minta doa restu kami smbil mencium tangan kami. Mereka tidak pernah menuntuan uang saku pada kami. Tetapi kami selalu memberinya. Terkadang mereka pergi ke sekolah bersama, karena sekolah mereka satu arah. Mereka merupakan saudara yang saling menyayangi satu sama lain. Itu membuat kami sangat bahagia telah dikaruniai anak-anak yang shaleh dan akur.
Kami sekeluarga tinggal dalam sebuah keluarga yang sejahtera di sebuah rumah kecil sedarhana menghadap ke selatan dua lantai di tepi kota kecil tercinta kami. Walaupun rumah kami bukanlah rumah yang mewah, tetapi di situ kami bisa medapatkan berbagai macam kebahagiaan.
Kami tinggal di lingkungan yang kondusif. Para tetangga kami berikap baik pada kami. Bila kebetulan kami mendapatkan sekikit rizki yang berlebih kami sering berbagi. Tetutama pada tetangga kami di sebelah timur kami, yang kebetulan yang putri meruapan teman baik istri saya di SMA.
Label Cerita